Kepingan Kenangan Bersama Sahabat Masa Kecil

Perlahan aku coba mengingat. Memutar memori yang selama ini tak begitu menjadi bahan untuk peduli. Sahabat masa kecil. Ah, punyakah aku? Masa-masa ketika di taman kanak-kanak yang tak usai aku jalani hingga akhir, adakah seorang teman dekat? Waktu 6 tahun ketika menempuh pendidikan di sekolah dasar (SD), adakah seorang sahabat karib? Sahabat masa kecil? Siapakah gerangan ia? Pelan-pelan berkelebat dalam pikiran, nama-nama yang pernah singgah dalam sebuah hubungan pertemanan. Mita, Syafi'i, Ari, Lulu, Andika, Ovi, Sita, Dewi, Riska, Imam, Mala, Ita, ah tentu masih banyak lagi. Tak semua aku sebut disini, yang jelas terpatri dalam hati.

Sahabat masa kecil. Hm sejauh ingatan yang terbayang, hari-hari masa kecilku tak banyak muncul di permukaan. Justru waktu-waktu yang dilalui bersama ibu yang teringat. Ya, sepertinya kemampuan bersosialisasiku baru berkembang cukup baik sejak SMP. Ketika kecil, anggap saja semua teman adalah sahabat. Meski tak seerat dengan beberapa sahabat yang baru-baru ini aku temui. Percayalah, semua teman layak disebut sebagai sahabat, karena mereka istimewa dengan caranya.

Dulu sekali, ketika masih bersekolah di SD N Bendan 06 Pekalongan -sekarang sudah tak ada lagi karena di-mergerdengan SD N Bendan 02 Pekalongan yang kemudian juga di-merger dengan SD N Bendan 01 Pekalongan- ada seorang sahabat bernama Andika. Seluruh teman di kelas adalah muslim, hanya Andika satu-satunya siswa nonmuslim di kelas kami. Entah seperti apa rasanya menjadi benar-benar minoritas di saat usia masih dini dan diri belum terlalu paham akan arti toleransi. Tapi dulu kami sungguh damai. Semua riang bersama menjalani hari-hari di kelas. Belajar, bermain, bahkan jajan bersama. Nah menariknya Andika ini pernah ikut sholat berjamaah bersama teman-teman di mushola sekolah. Bukan, tentu maksud saya bukan menyoroti bahwa nonmuslim harus mencoba ibadah muslim. Bukan. Aturannya sudah jelas tertuang dalam QS Al Kafirun, 109 ayat 1-6. Hal yang saya kenang adalah suasana persahabatan diantara kami semua. Ya, perselisihan kecil mungkin saja kami perbuat. Tapi perbedaan keyakinan antara kami, mayoritas penghuni kelas yang muslim, dengan Andika yang nonmuslim seorang diri tak mengganggu jalinan persahabatan yang kami rajut kemudian. Saat kelas 4 aku pindah ke SD Bendan 01 Pekalongan. Sejak itu aku hanya pernah sekali tak sengaja bertemu dengan Andika. Saat itu pun ia yang pertama ingat untuk menyapa. Hingga kini, entah bagaimana kabarnya. Semoga ia menjalani kehidupan yang diwarnai bahagia.

Lain Andika lain pula Syafi'i, atau mudahnya kami panggil Pi'i. Sahabat yang satu itu aku ingat sebagai anak yang amat kinestetik. Mungkin juga agak sanguinis. Suatu ketika ia pernah membuat sekolah kami gempar. Ya, kami para siswa juga para guru histeris dengan musibah yang ia alami di sekolah. Ketika asik bermain, ketiaknya tertusuk pagar di sekolah. Langsung saja ia dilarikan ke rumah sakit terdekat untuk mendapat jahitan dan pertolongan segera untuk penyembuhan. Ah kenangan berdarah yang cukup mampu membuat kening berkerut dan muka meringis tatkala mengingatnya. Hingga kini pun aku tak tahu bagaimana kabarnya. Semoga ia menemukan beragam keberkahan dalam hidup. Tentu doa terbaik juga untuk sahabat-sahabat kecil dari SD N Bendan 06 Pekalongan. Semoga suatu saat nanti Allah mengizinkan kami untuk bersilaturahim dalam suasana yang indah.

Seperti pernah aku sebut di atas, sejak kelas 4 SD aku berganti almamater. Sebenarnya hanya bergeser beberapa langkah dari sekolah yang lama karena di satu lokasi ada 3 SD berbeda; SD N Bendan 01, 02, dan 06 Pekalongan. Di sekolah yang baru aku menemui sahabat-sahabat kecil yang cukup berbeda karakter dengan sahabat lamaku. Jumlah kami dalam satu kelas lebih banyak dibanding saat masih di SD N Bendan 06. Rata-rata dari kami tinggal di perumahan yang tidak jauh lokasinya dari sekolah. Sehingga terkadang di luar sekolah pun kami bermain bersama. Alhamdulillah hingga kini silaturahim kami tidak terputus, salah satunya berkat adanya sosial media. Domisili kami yang kini tak lagi full di kota batik (Pekalongan-red) tak menjadi kendala bagi kami saat sesekali ingin berbincang bersama. Cukup sambungkan koneksi internet dan buka grup facebook, kami bisa saling menyapa. Pun di dunia nyata sesekali kami bersilaturahim, utamanya memanfaatkan momen Ramadhan untuk berbuka bersama atau momen hari raya idul fitri untuk melaksanakan halal bi halal.

Halal bi halal dengan sahabat masa kecil di tahun 2012 lalu :)
Pertama kali pindah ke SD N Bendan 01 Pekalongan, aku menjadi teman meja Hajar, yang mendapat julukan kelinci dari teman-teman karena gigi depannya yang cukup mirip dengan hewan bertelinga panjang tersebut, hihi. Hajar itu tipikal sahabat yang kocak. Terkadang suka bercanda dan membuat suasana menjadi ramai. Selain Hajar, ada juga Ita. Sahabat cerdas yang dapat dibilang gaul untuk anak seusia kami. Rumah Ita nyaman untuk kami jadikan tempat bermain. Pernah beberapa kali kami beramai-ramai main di rumah Ita. Saat itu Ita punya hamster nan lucu yang bisa kami main-mainkan bersama. Pernah juga oleh ayahnya kami dibuatkan kolam ikan kecil di halaman rumahnya. Hanya dengan mengeruk tanah tak cukup dalam, mengalasinya dengan plastik transparan, dan mengisinya dengan air. Jadilah kolam ikan mini spesial untuk kami. Ikan-ikannya kami beli bersama-sama dengan bersepeda di pasar ikan hias di kota kami. Ada ikan balon, cupang, dan ikan kecil lainnya. Seru! Tak sampai di situ. Sesekali kami memanfaatkan jalanan di depan rumah Ita untuk bermain bulu tangkis. Atau juga memainkan ayunan sambil menikmati udara yang tak sepanas sekarang.

Ah ternyata tak sedikit pengalaman indah yang Allah anugerahkan untukku bersama sahabat-sahabat masa kecilku. Masa sudah berganti, namun rajutan persahabatan masa kecil itu insya Allah akan tetap dipatri dalam hati.

"Dear sahabat masa kecilku,
Maafkan aku yang tak sempurna. Maafkan aku yang pernah berlaku konyol, berbicara tak pantas, atau berpikiran yang tak seharusnya tentang kalian. Semoga bukan kenangan buruk yang selalu kalian simpan dalam ingatan, melainkan hal-hal manis yang mewarnai rajutan persahabatan kita. Semoga Sang Mahakuasa berkenan mempertemukan kita dalam suasanan silaturahim yang penuh kehangatan. Jika pun dunia ini terlalu kecil untuk menjadi tempat kita bersua kembali, semoga ada ruang di surgaNya untuk kita bersilaturahmi. Semangat menggapai mimpi, dear sahabat masa kecilku. Bahagia, pernah mengalami masa kecil bersama kalian."

Sincerely,


BY :Nur Laili Fitriani Zaen
sumber : http://nurfitrizaen.blogspot.com/2014/06/kepingan-kenangan-bersama-sahabat-masa.html